Friday 29 May 2015

SEJARAH DESA TRETEK


Menurut cerita dari sebagian para orang yang sudah tua dan tokoh-tokoh di desa Tertek, menyebutkan bahwa asal mula nama desa Tertek berawal dari sebuah jembatan. Pada zaman dahulu banyak para tokoh penting bertempat tinggal di sebuah tempat, kemudian tokoh tersebut membangun sebuah jembatan yang bertujuan untuk menghubungkan daerah satu dengan daerah lainnya untuk memperlancar perjalanannya.
Pada suatu hari dibangunkanlah jembatan oleh tokoh-tokoh tersebut, jembatan itu sangat berfungsi untuk menyeberang ke tempat lain. Maka lokasi penghubung tersebut biasa disebut dengan “Tertek” oleh sebagian orang Jawa. Dari situlah para tokoh-tokoh dahulu yang bertempat tinggal di daerah tersebut, menyebut daerahnya dengan sebutan “Tertek”. Hingga akhirnya semakin banyak orang yang bermukim di daerah tersebut. Berlahan tapi pasti, hingga akhirnya daerah tersebut semakin banyak yang bermukim di sekitar tertek. Sehingga masyarakat sekitar daerah tersebut menamakan kawasan tersebut dengan Tertek.
Tertek atau jembaran, merupakan suatu alat penghubung antara satu daerah dengan daerah lainnya, agar hubungan transportasi bisa berjalan lancar. Sampai sekarang, daerah Tertek masih ada dan menjadi tempat pemukiman padat penduduk.
Sumber Informan:
Nama                : Bapak Hamzah Asanuddin
Umur                 : 51 Tahun

Pekerjaan         : Wiraswasta

Legenda Desa Ngunut



Ngunut adalah sebuah kecamatan di Kabupaten TulungagungProvinsi Jawa Timur,Indonesia. Yang terkenal dengan Industri konveksi tas rangsel, ikat pinggang, baju celana TNI. Ngunut merupakan lumbung padi Tulungagung. Penghasil ikan Gurami terbesar di Kabupaten Tulungagung.

ASAL MULA DESA KEDUNGWILUT


          Desa Kedungwilut merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Bandung Kabupaten tulungagung. pada zaman dahulu hidup seorang kakek yang pandai akan pencak silat dan sakti mandraguna,dan dia bernama mbah ganggong ia adalah orang yang sangat terkemuka. Suatu saat pada saat mbah ganggong sedang mengajari murid muridnya di perguruan pencak silat tiba-tiba terdengar suara petir yang sangat diahsyat,dan terjadilah hujan yang sangat deras disertai angin kencang dan tanpa disadari pada saat itu terjadi banjir bandang dan orang-orang ber bondong – bondong mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan ada pun orang yang terseret banjir bandang.banjir bandang meluluh lantahkan rumah warga perkampungan setelah beberapa hari hujan pun berhenti dan air banjir mulai surut orang yang selamat mulai kembali kerumah masing masing . pada saat itulah mbah ganggong menyusuri se isi kampung dan pada saat ia menyusuri sungai ia menggunakan perahu ia menemukan sebuah kedungan yang berisi air yang sangat dalam mbah ganggong pun terkejut karena melihat suatu kedungan yang sangat besar yang sebulam tidak ada sama sekali mbah ganggong pun mencoba memasuki sebuah kedungan tersebut setelah iya menjuburkan diri ke dalam kedungan tersebut ia kaget melihat seokor belut yang sangat banyak jumlahnya dan ia kembali keperahunya dan menunjukan kejadian ini pada murid-muridnya pun juga sanagt kaget akan kejadian tersebut.

Sejarah Desa Kalangbret


Di sebuah kerajaan dilahirkan seorang pangeran yang diberi nama Pangeran Kalang. Namun sering dipanggil adipati Kalang, setelah beberapa bulan lahir lagi anak kedua, seorang putri cantik yang tepatnya diberi nama Putri Kembang Sore. Mereka berdua tambah dewasa tanpa kasih sayang seorang ibu. Ibu mereka meninggal setelah melahirkan Putri Kembang Sore, namun ayah mereka memberikan kasih sayang yang lebih kepada mereka berdua. Sampai suatu ketika Adipati Kalang diam-diam menyukai adiknya sendiri, peristiwa tersebut tanpa diketahui oleh ayahnya.
Putri Kembang Sore memang dianugerahi kecantikan pada wajahnya, namun sebenarnya Putri Kembang Sore adalah seorang gadis yang liar. Hal tersebut dikarenakan kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari ayahnya, karena sibuk dengan masalah kerajaan.
Adipati Kalang akhirnya memberanikan diri untuk berbicara kepada adiknya, bahwa dirinya mencintai adiknya sendiri dan ingin segera mempersuntingnya, akan tetapi Kembang Sore menolak, karena tidak mungkin dia harus menikah dengan kakaknya sendiri. Namun tetap saja Adipati Kalang bersikeras membujuk adiknya agar mau menjadi istrinya, tanpa peduli Putri Kembang Sore adalah adiknya sendiri.

SEJARAH DESA GONDOSULI



Setiap desa atau daerah memiliki sejarah dan latar belakang tersendiri, yang merupakan pencerminan dari karakter dan pencirian khas tertentu dari suatu daerah. Sejarah desa tertuang dalam dongeng - dongeng yang diwariskan secara turun temurun atau dari mulut kemulut sehingga sulit dibuktikan secara fakta, dan tidak jarang dongeng (legenda) tersebut dihubungkan dengan mitos tempat - tempat tertentu yang dianggap keramat. Dalam hal ini Desa Gondosuli juga memiliki mitos tersebut yang merupakan identitas dari desa yang akan kami tuangkan dalam cerita legenda dibawah ini.

ASAL MULA DESA GAMPING CAMPURDARAT - TULUNGAGUNG

Setelah Tanah Jawa ditumbali oleh Syekh Bakir. Tanah Jawa bagian selatan masih dinamakan Kalangbret. Daerah tersebut dipimpin seorang adipati yang bernama Adipati Kalang. Setelah itu ada seorang pengembara yang berasal dari daerah Mbayat yang bernama Raden Panca. Raden Panca mempunyai seorang kekasih yang bernama Dewi Jah putri dari Bantul. Setelah mereka menjalin hubungan yang lama, orang tua dari Dewi Jah tidak merestuinya. Akhirnya Dewi Jah disuruh pergi meninggalkan rumah. Kemudian Raden Panca dan Dewi Jah meninggalkan daerah Mbayat berjalan menuju ke timur ke daerah Kalangbret.
Sesampai di Kalangbret, mereka berkelana menuju kea rah selatan hingga sampai di daerah Wadjak di rumah Tumenggung Surontani. Di rumah Tumenggung Surontani mereka menumpang untuk beristirahat sejenak hingga akhirnya meneruskan perjalanan menuju kea rah selatan hingga sampai di daerah Wadjak Gamping.

BABAD DESA DEMUK

.
Meskipun desa Demuk merupakan desa terpencil yang letaknya di dataran pegunungan gamping dekat perbatasan Blitar Selatan, namun juga tak ketinggalan turut menghiasi lembaran dari pada sejarah Kabupaten Tulungagung.
Kalau orang menyebut nama Demuk, maka kesan pertama yang timbul menggambarkan nama sebuah desa tempat orang sakti yang memiliki kelebihan-kelebihan. Desa Demuk pada pertengahan abad ke-19 masih berwujud hutan belukar yang tidak pernah diambah orang. Tak ada yang berani mendekatinya. Karena sudah terkenal keangkerannya.
Boleh dikatakan dalam bahasa Jawa “Wingit”: “Jalma mara jalma mati, sato mara sato mati’. Banyak cerita-cerita ajaib tumbuh di kalangan masyarakat Tulungagung mengenai babadnya desa ini terutama yang menyangkut keistimewaan dari pada penghuni pertama atau cikal bakal, ialah Raden Mas Djajengkoesoemo. Nama ini hampir semua orang-orang tua mengenalnya.