CERITA Desa/Dusun :
Desa mirigambar
dulunya terdiri dari 2 dusun yang satu Taman Sari dan yang satunya adalah Jati
Sari yang letaknya sebelah utara.Dulu itu desa Taman Sari ikut desa Domasan dan
desa Jati Sari ikut desa Sumbringin.Desa ini bisa dinamai Mirigambar karena
pada saat itu kira-kira tahun 1921 setelah Miridudo digabung dengan Gambar.Dulu
itu Taman Sari berubah Gambar dan Miridudo itu kelurahan sendiri.Setelah
digabungkan menjadi Mirigambar dan penggabungan itu dimulai pada tahun 1921.Di
desa Mirigamabar juga terdapat Candi Ankling Dharma atau lebih dikenal Candi
Mirigambar. Candi Mirigambar terletak di wilayah Dusun Mirigambar, Desa
Mirigambar.
Candi yang berada di perkampungan yang masih dipenuhi dengan lkahan luas untuk pertanian,merupakan sebuah candi tunggal, karena hingga saat ini belum dijumpai adanya candi perwara di dekatnya.
Candi yang berada di perkampungan yang masih dipenuhi dengan lkahan luas untuk pertanian,merupakan sebuah candi tunggal, karena hingga saat ini belum dijumpai adanya candi perwara di dekatnya.
Candi Mirigambar dulu ditemukan oleh seseorang yang membuka
lahan ini yang bernama Mbah Rejosari pada tahun 1870.Dia adalah seseorang yang
membuka dusun Taman Sari.Tapi Kalau mengikuti angka tahun yang ada disini Candi
ini dibangun 1310 saka/1388 M.Pada masa itu pemerintahan Majapahit sudah mulai
surut jadi masa pembangunan ini sudah masa peralihan antara Raja Hayam Wuruk
dan anaknya Dwi Krama Wardana.Kalau sebenarnya relief-relief ini belum ada yang
mengerti asal-usulnya.Tapi kalau dalam visi Tulungagung itu relief-relief ini
ada yang mengatakan ini menceritakan tentang kehidupan Angkling Dharma.Sehingga
sesuai dengan mitos ini masyarakat sini menamainya Candi Angkling Dharma atau
lebih dikenal Candi Mirigambar.
Keistimewaan candi tunggal yang dibangun dari bahan bata dan berpintu masuk di sisi barat ini, tampak pada batur batu persegi beserta sebuah undakan pada sisi barat yang dipenuhi oleh ornament.
Pada sisi utara,timur dan selatan terdapat bas-relief, dan di sudut tenggara terdapat sebuh pilaster yang kedua sisinya melukiskan seekor burung garuda. Pada bagian batu candi terdapat angaka tahun 1214 Ç sedangkan dua buah lain yang berukuran panjang lebih kecil berangka tahun 1310 Ç. Ukuran candi adalah, panjang 8.50m, lebar 7.70m dan tinggi 2.35m.
Latar Belakang Sejarah
Pada bagian batu candi teresebut terdapat tulisan singkat berupa angka tahun,dua diantaranya dapat dikenali yakni 1214 Ç dan 1310 Ç. Berdasarkan data itu, dapat dipastikan bahwa masa pembangunan dan penggunaanya berlangsung pada akhir abad XII hingga akhir abad XIV.
Latar Belakang Budaya
Pemanfaatan bata untuk bahan bangunannya merupakan salah satu cirri bangunan klasik Indonesia pada zaman Jawa Timur.
Sifat keagamaanya adalah Hindu,seperti yang dapat dikenali dari arca garuda pada pilaster candi.
Dalam pantheon dewa – dewa Hindu,garuda adalah wahana dewa Wisnu. Dewa Wisnu sendiri adalah lambang dari pemelihara dunia. Sebagaimana yang dikenal secara umum,candi ini digunakan sebagai tempat menjalankan upacara pemujaan bagi dewa oleh para penganut agama Hindu.
Keistimewaan candi tunggal yang dibangun dari bahan bata dan berpintu masuk di sisi barat ini, tampak pada batur batu persegi beserta sebuah undakan pada sisi barat yang dipenuhi oleh ornament.
Pada sisi utara,timur dan selatan terdapat bas-relief, dan di sudut tenggara terdapat sebuh pilaster yang kedua sisinya melukiskan seekor burung garuda. Pada bagian batu candi terdapat angaka tahun 1214 Ç sedangkan dua buah lain yang berukuran panjang lebih kecil berangka tahun 1310 Ç. Ukuran candi adalah, panjang 8.50m, lebar 7.70m dan tinggi 2.35m.
Latar Belakang Sejarah
Pada bagian batu candi teresebut terdapat tulisan singkat berupa angka tahun,dua diantaranya dapat dikenali yakni 1214 Ç dan 1310 Ç. Berdasarkan data itu, dapat dipastikan bahwa masa pembangunan dan penggunaanya berlangsung pada akhir abad XII hingga akhir abad XIV.
Latar Belakang Budaya
Pemanfaatan bata untuk bahan bangunannya merupakan salah satu cirri bangunan klasik Indonesia pada zaman Jawa Timur.
Sifat keagamaanya adalah Hindu,seperti yang dapat dikenali dari arca garuda pada pilaster candi.
Dalam pantheon dewa – dewa Hindu,garuda adalah wahana dewa Wisnu. Dewa Wisnu sendiri adalah lambang dari pemelihara dunia. Sebagaimana yang dikenal secara umum,candi ini digunakan sebagai tempat menjalankan upacara pemujaan bagi dewa oleh para penganut agama Hindu.
Nara Sumber
Nama :
Pak Yoto
Umur :
40 thn
Pekerjaan/Dinas : Juru Kunci
Alamat Nara Sumber : Desa Mirigambar
BUTI FISIK PENINGGALAN SEJARAH YANG ADA :
0 comments:
Post a Comment