Setiap desa atau daerah memiliki sejarah dan latar belakang tersendiri, yang merupakan pencerminan dari karakter dan pencirian khas tertentu dari suatu daerah. Sejarah desa tertuang dalam dongeng - dongeng yang diwariskan secara turun temurun atau dari mulut kemulut sehingga sulit dibuktikan secara fakta, dan tidak jarang dongeng (legenda) tersebut dihubungkan dengan mitos tempat - tempat tertentu yang dianggap keramat. Dalam hal ini Desa Gondosuli juga memiliki mitos tersebut yang merupakan identitas dari desa yang akan kami tuangkan dalam cerita legenda dibawah ini.
Legenda Desa Gondosuli
Semuanya berawal dari zaman penyebaran Agama Islam di daerah Tulungagung pada umumnya dan Kecamatan Gondang pada khususnya. pada zamannya tersebut ada seorang tokoh agama yang dihormati dan menjadi panutan oleh masyarakat sekitar, beliau bernama Syeh Sunan Kuning. Kini makamnya berada di Desa Macanbang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung.
Sejarah awal nama gondosuli itu sendiri sebenarnya terjadi secara sederhana, berawal ketika Syeh Sunan Kuning sedang melakukan perjalanan syiar Agama Islam yang secara kebetulan melewati suatu daerah atau tempat yang beraroma sangat menyengat seperti bau bangkai. Lantas Syeh Sunan Kuning menyuruh beberapa santrinya untuk mencari sumber bau tersebut. Dan alhasil, setelah dicari beberapa lama ternyata bau tersebut berasal dari sebuah bunga raksasa yang kini dikenal sebagai Bunga Bangkai (Rafflesia Arnoldi). Dari bunga raksasa tersebut memang mengeluarkan bau menyengat seperti bau bangkai anjing yang hanyut, maka sejak saat itu daerah tersebut dinamai dengan GONDOSULI, berasal dari kata "Gondo" berarti bau dan "Suli" berarti Asu keli (Anjing hanyut).
Namun versi yang lain juga menyebutkan bahwa nama Gondosuli berasal dari sebuah bunga beraroma wangi yang diketemukan oleh Syeh Sunan kuning, "Gondo" berarti bau dan Suli (Wanita cantik, yang diidentikan dengan bunga yang beraroma harum).
Mengenai benar tidaknya legenda diatas, masih ada waktu bagi kita untuk merevisinya, bahkan andaikata ada yang mampu menambahkan detil legenda diatas, maka kami sangat berterima kasih.
Sejarah Pemerintahan Desa Gondosuli
|
|
Sejarah pemerintahan Desa Gondosuli secara resmi tercatat sejak tahun 1860, yang pada waktu itu Zaman Penjajahan Belanda.
Adapun Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Gondosuli sejak dulu hingga sekarang (2012), tercatat ada 9 Kepala Desa, yaitu :
1. Suromejo, menjabat Kepala Desa Tahun 1860 s/d 1885
2. Karsorejo, menjabat Kepala Desa Tahun 1886 s/d 1912
3. Sodimejo, menjabat Kepala Desa Tahun 1913 s/d 1934
4. Surontono, menjabat Kepala Desa Tahun 1935 s/d 1968
5. Bakri, menjabat Kepala Desa Tahun 1969 s/d 1977
6. Moh. Juli, menjabat Kepala Desa Tahun 1978 s/d 1982
7. Mamik Sudiman, menjabat Kepala Desa Tahun 1983 s/d 1998
8. Katno, menjabat Kepala Desa Tahun 1999 s/d 2007
9. H. Gatot Suminto, menjabat Kepala Desa Tahun 2008 s/d 2013
10. Sumiran, menjabat Kepala Desa Tahun 2013 s/d 2018
Sejarah Perkembangan dan Pembangunan Desa Gondosuli
Dilihat dari segi pembangunan yang ada di Desa Gondosuli dari tahun ke tahun mengalami banyak peningkatan baik di bidang ekonomi, sosial budaya maupun keagamaan. Pembangunan di Desa Gondosuli dari zaman ke zaman dapat diringkas sebagai berikut :
1. Masa Kepemimpinan di Zaman Penjajahan Belanda
Ada 3 (tiga) Kepala Desa yang pernah memimpin desa pada zaman ini, yaitu : Suromejo, Karsorejo dan Sodimejo. Pada zaman ini arah pembangunan desa lebih cenderung mengkuti kehendak Pemerintah Kompeni, termasuk kerja rodi yang wajib diikuti oleh penduduk desa.
2. Masa peralihan. Zaman Penjajahan Belanda, Jepang, Perjuangan Kemerdekaan, Orde Lama sampai dengan Orde Baru.
Hanya ada 1 (satu) Kepala Desa yang pernah memimpin Desa Gondosuli selama 5 (lima) zaman sekaligus, beliau adalah Surontono. Pada zaman beliau, Desa Gondosuli mengalami banyak hal, terutama adanya perjuangan fisik Bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda maupun Jepang. Bahkan setelah itu masih banyak permasalahan sampai zaman awal Orde Baru akibat pergolakan politik nasional. Sehingga pembangunan diarahkan pembangunan mental dan fisik yang disesuaikan dengan situasi yang ada.
3. Masa Orde Baru (1968 - 1998)
Ada 3 Kepala Desa pada zaman Orde Baru ini, yaitu Bakri, Moh. Juli dan Mamik Sudiman.
Pada zaman ini, Desa Dondosuli mengalami suatu perubahan arah pembangunan secara drastis, akibat pembangunan Terowongan Niama di Kecamatan Besuki oleh pemerintah. Dampaknya berpengaruh sangat positif bagi pembangunan Desa Gondosuli.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa sejak dahulu kala daerah Gondosuli merupakan daerah rawa - rawa yang kalau musim penghujan 90% wilayahnya terendam banjir yang bisa melebihi kedalaman 1 m.
Sejak dibukanya Terowongan Niama pada Tahun 1985 tersebut, maka yang dahulu adalah rawa, kini berubah menjadi tanah persawahan dan ladang produktif bagi warga.
Arah pembangunan pada zaman ini jelas kearah dibukanya tanah persawahan baru bekas rawa - rawa, sehingga dapat dikatakan bahwa pembangunan pertanian menjadi prioritas utama, terutama adanya program pemerintah untuk Swasembada beras dan adanya primadona baru yaitu Tembakau kala itu.
4. Masa Reformasi (1998)
Ada 1 (satu) Kepala Desa yang memimpin pada zaman ini, yaitu Katno.
Pada zaman ini pembangunan mulai diarahkan ke pembangunan fisik sarana prasarana desa. Yakni pembangunan jalan aspal dan plengsengan saluran irigasi yang semuanya ada di Dusun Cluwok, Desa Gondosuli.
5. Masa Sekarang (2007 sampai sekarang (2012))
Ada 2 (dua) Kepala Desa yang memimpin pada zaman ini, yaitu H. Gatot Suminto.
|
|
Setelah pembangunan fisik tahap awal pada waktu kepemimpinan Katno, maka kini pembangunan fisik menjadi prioritas utama dengan tahapan perkembangan yang lebih cepat, terfokus dan terencana dibanding pada masa sebelumnya.
Secara fisik sarana prasarana desa, pembangunan jalan aspal desa diteruskan, juga pembangunan PAUD dan Taman Kanak Kanak Pembina (Negeri).
Dan Sumiran, melanjutkan tampuk kepemimpinan H. Gatot Suminto. Dalam kepemimpinan sebelumnya tatanan kepemerintahan desa dan masyarakat sudah tertata dengan baik, sehingga dengan semangat Kepala Desa muda semoga mampu memimpin Desa Gondosuli ke depan menuju masyarakat mandiri dan sejahtera. Amin
0 comments:
Post a Comment